Rabu, 24 Juni 2009

Pemanasan Global, by Kartika

Sudah sering sekali kita mendengar kata ini maupun dalam bahasa Inggrisnya “GLOBAL WARMING”. Tahun lalu beberapa wakil dari berbagai bangsa- bangsa sebagai warga dunia (global citizen) berkumpul di Bali untuk membicarakan penampakan bumi ini.

Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan kenaikan temperatur global – termasuk Indonesia – yang terjadi pada kisaran 1,5–40 Celcius pada akhir abad 21.

Menurut beberapa orang mengatakan pemanasan global itu hanya khayalan para pecinta lingkungan. Ada yang bilang itu sudah takdir. Ilmuwan juga masih pro dan kontra soal itu. Yang pasti, fenomena alam itu bisa dirasakan dalam 10 kejadian berikut ini. Dan yang pasti ini bukan imajinasi belaka, sebab kita sudah mengalaminya

· Kebakaran hutan besar-besaran

Bukan hanya di Indonesia, sejumlah hutan di Amerika Serikat juga ikut terbakar ludes. Dalam beberapa dekade ini, kebakaran hutan meluluhlantakan lebih banyak area dalam tempo yang lebih lama juga. Ilmuwan mengaitkan kebakaran yang merajalela ini dengan temperatur yang kian panas dan salju yang meleleh lebih cepat. Musim semi datang lebih awal sehingga salju meleleh lebih awal juga. Area hutan lebih kering dari biasanya dan lebih mudah terbakar.

· Situs purbakala cepat rusak

Akibat alam yang tak bersahabat, sejumlah kuil, situs bersejarah, candi dan artefak lain lebih
cepat rusak dibandingkan beberapa waktu silam. banjir, suhu yang ekstrim dan pasang laut menyebabkan itu semua. Situs bersejarah berusia 600 tahun di Thailand, Sukhotai, sudah rusak akibat banjir besar belum lama ini.

· Ketinggian gunung berkurang

Tanpa disadari banyak orang, pegunungan Alpen mengalami penyusutan ketinggian. Ini diakibatkan melelehnya es di puncaknya. Selama ratusan tahun, bobot lapisan es telah mendorong permukaan bumi akibat tekanannya. Saat lapisan es meleleh, bobot ini terangkat dan permukaan perlahan terangkat kembali.

· Satelit bergerak lebih cepat

Emisi karbon dioksida membuat planet lebih cepat panas, bahkan berimbas ke ruang angkasa. Udara di bagian terluar atmosfer sangat tipis, tapi dengan jumah karbondioksida yang bertambah, maka molekul di atmosfer bagian atas menyatu lebih lambat dan cenderung memancarkan energi, dan mendinginkan udara sekitarnya. Makin banyak karbondioksida di atas sana, maka atmosfer menciptakan lebih banyak dorongan, dan satelit bergerak lebih cepat.

· Hanya yang Terkuat yang Bertahan

Akibat musim yang kian tak menentu, maka hanya mahluk hidup yang kuatlah yang bisa bertahan hidup. Misalnya, tanaman berbunga lebih cepat tahun ini, maka migrasi sejumlah hewan lebih cepat terjadi. Mereka yang bergerak lambat akan kehilangan makanan, sementar mereka yang lebih tangkas, bisa bertahan hidup. Hal serupa berlaku bagi semua mahluk hidup termasuk manusia.

· Pelelehan Besar-besaran

Bukan hanya temperatur planet yang memicu pelelehan gununges, tapi juga semua lapisan tanah yang selama ini membeku. Pelelehan ini memicu dasar tanah mengkerut tak menentu sehingga menimbulkan lubang-lubang dan merusak struktur seperti jalur kereta api, jalan raya, dan rumah-rumah. Imbas dari ketidakstabilan ini pada dataran tinggi seperti pegunungan bahkan bisa menyebabkan keruntuhan batuan.

· Keganjilan di Daerah Kutub

Hilangnya 125 danau di Kutub Utara beberapa dekade silam memunculkan ide bahwa pemanasan global terjadi lebih “heboh” di daerah kutub. Riset di sekitar sumber air yang hilang tersebut memperlihatkan kemungkinan mencairnya bagian beku dasar bumi.

· Mekarnya Tumbuhan di Kutub Utara

Saat pelelehan Kutub Utara memicu problem pada tanaman dan hewan di dataran yang lebih rendah, tercipta pula situasi yang sama dengan saat matahari terbenam pada biota Kutub Utara. Tanaman di situ yang dulu terperangkap dalam es kini tidak lagi dan mulai tumbuh. Ilmuwan menemukan terjadinya peningkatan pembentukan fotosintesis di sejumlah tanah sekitar dibanding dengan tanah di era purba.

· Habitat Makhluk Hidup Pindah ke Dataran Lebih Tinggi

Sejak awal dekade 1900-an, manusia harus mendaki lebih tinggi demi menemukan tupai, berang-berang atau tikus hutan. Ilmuwan menemukan bahwa hewan-hewan ini telah pindah ke dataran lebih tinggi akibat pemanasan global. Perpindahan habitat ini mengancam habitat beruang kutub juga, sebab es tempat dimana mereka tinggal juga mencair.

· Peningkatan Kasus Alergi

Sering mengalami serangan bersin-bersin dan gatal di mata saat musim semi, maka salahkanlah pemanasan global. Beberapa dekade terakhir kasus alergi dan asma di kalangan orang Amerika
alami peningkatan. Pola hidup dan polusi dianggap pemicunya. Studi para ilmuwan memperlihatkan bahwa tingginya level karbondioksida dan temperatur belakangan inilah pemicunya. Kondisi tersebut juga membuat tanaman mekar lebih awal dan memproduksi
lebih banyak serbuk sari.

Selain dari 10 fenomena alam yang disebabakan pemanasan global yang disebutkan di atas ada lagi yang cukup parah yaitu adanya lubang pada ozone kita yang mengakibatkan panas matahari langsung menghantam bumi tanpa adanya lapisan yang melindungi bumi. Itulah yang mengakibatkan temperature di permukaan bumi memanas. Ada juga yang lain yaitu hilangnya pulau- pulau kecil dan daerah pesisir yang disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut.

Beberapa factor yang menyebabkan pemanasan global:


a) Polusi udara dari pabrik- pabrik

Pabrik- pabrik yang tidak bertanggung jawab tidak mengelola limbahnya dengan baik walaupun itu hanya gas sebelum dilepas kealam. Gas- gas beracun ini akan terlepas ke udara dan akan menimbulkan lubang di ozon. Sehingga panas matahari akan terserap langsung oleh bumi.


b) Polusi udara dari kendaraan bermotor

Sama halnya dengan polusi udara yang ditimbulkan pabrik- pabrik, tapi bedanya ini ditimbulkan oleh kendaraan bermotor yang disebabkan karena pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna (BBM) yang menyebabkan gas karbonmonoksida. Maka dari itu kita dianjurkan untuk memakai kendaraan umum agar mengurangi karbonmonoksida yang terlepas ke udara. Selain itu kita juga dianjurkan menggunakan sepeda untuk bekerja maupun sekolah seperti yang dilakukan komunitas bike to work. Kita diharapkan untuk mengurangi pemakaian kendaraan juga dengan cara berjalan kaki apabila jarak yang ditempuh tidak begitu jauh.


c) Penebangan dan pembakaran hutan secara besar- besaran

Penebangan hutan yang tidak mengikuti peraturan dapat mengurangi pohon yang ada di hutan.Seehingga berkurangnya penyerapan karbondioksida yang ada di udara. Apabila tidak ada penyerapan karbondioksida, gas ini akan terlepas ke udara juga akan menimbulkan lubang di ozon
Selain itu pembakaran hutan juga merupakan penyumbang terbesar karbonmonoksida yang akan terepas ke udara yang menyebabkan menipisnya lapisan ozon


d) Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Seharusnya bila tidak ada gas yang menutupi atmosfer bumi panas matahari dapat dipantulkan kembali ke luar angkasa sehingga bumi tidak menjadi terlalu panas. Tetap karena adanya gas- gas ini menyebabkan pans matahari tidak dapat dipantulkan ke luar angkasa.


Fenomena global warming memang sangat terasa beberapa tahun ini. Untuk itu, kita haru berusaha untuk mengurangiglobal warming. Ada banyak cara, di antaranya adalah :

- Menggunakan kendaraan umum
- Mengelola limbah dengan baik
- Tidak menebang hutan atau membakar hutan secara besar- besaran
- Membuang sampah pada tempatnya
- Mengurangi penggunaan CFC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar